Kamis, 11 Desember 2008

PAUD Basis Utama Pendidikan

SUARA MERDEKA, 12 Desember 2008


JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Hamid Muhammad MSc PhD menyatakan, untuk mengubah wajah pendidikan Indonesia 20 tahun ke depan harus dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD).

”Jika ingin mengubah wajah pendidikan Indonesia ke depan yang harus ditangani lebih dahulu adalah anak-anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah basis pendidikan pertama dan basis pendidikan yang utama,” ujar Hamid, saat menerima rombongan guru pendidikan anak usia dini dari Papua, di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan pada anak usia dini bisa ditanamkan nilai-nilai budaya dan peradaban yang baik. Sebab, usia dini merupakan usia emas dalam kehidupan manusia.

Karena itu, ujar dia, pemerintah pusat akan membantu sekuat tenaga untuk pengembangan. Namun dengan harapan pemerintah kabupaten/kota berpartisipasi dalam pembinaan.

Sungguh-sungguh

Dia menyatakan pemerintah bersungguh-sungguh mendukung pendidikan anak usia dini. ”Untuk mendukung itu, anggaran APBN saja tak mencukupi. Butuh bantuan dari pemerintah daerah.”

Selain itu, tutur dia, perlu dukungan asosiasi pendidikan anak usia dini, seperti Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) dan Forum PAUD. Dia berharap lembaga itu berperan besar dalam pengembangan pendidikan anak usia dini.

Khusus di Papua, dia menyarankan diselenggarakan pusat pembelajaran pendidikan anak usia dini.

”Pemerintah akan mendukung dengan membina pusat PAUD di provinsi. Kemudian, pusat PAUD di provinsi membina pusat PAUD di wilayahnya sehingga penyebaran dan pemerataan lebih cepat terlaksana.”

Dia mengimbau pengembangan pendidikan anak usia dini di Papua melibatkan perguruan tinggi sekitar.

”Perguruan tinggi seperti Universitas Cendrawasih bisa meneliti. Lalu, hasil penelitian tentang PAUD dan pengembangannya bisa jadi acuan dan disesuaikan dengan budaya setempat,” katanya.

Dengan cara itu, bisa diharapkan pendidikan anak usia dini maju. Bukan cuma dari segi jumlah, melainkan juga berdasar standar peningkatan mutu.

”Kalau di Papua maju, masyarakatnya ke depan akan maju lebih cepat karena sebenarnya potensi anak di seluruh Indonesia sama. Hanya kesempatan mendapat pelayanan pendidikan yang berbeda,” tutur dia. (ant-53)

Tidak ada komentar: